fb

Toko Bahan Kaos

Toko Bahan Kaos Kualitas Export, Lebih Baik Karunia Textile!

Sejarah Penemuan Bahan Fleece

Bagikan

Bahan Fleece

Tak hanya manusia, setiap benda selalu memiliki sejarahnya masing-masing, tak terkecuali bahan fleece. Sejarah kain ini berawal ketika tahun 1900-an, banyak orang mengeluhkan kondisinya ketika musim dingin tiba.

Pakaian dari wol yang biasa mereka gunakan sering memberikan efek gatal pada kulit. Belum lagi pakaian dari bahan wol cepat sekali bau ketika basah.

Melihat fakta yang muncul ini, pada 1970, Malden Mills Industries yang berada di Negara Bagian Amerika Serikat, Massachusetts mencoba memberikan solusi atas permasalahan masyarakat tersebut.

Perusahaan tekstil milik Aaron Feuerstein ini menjadi perusahaan pertama yang mampu mengolah plastik menjadi gulungan benang.

Dari benang itulah lalu terproduksi kain fleece yang kita pakai hingga saat ini. Kain fleece pertama yang mereka buat bermula dari hasil daur ulang botol-botol plastik dan poliester.

Sementara poliester sendiri adalah bahan kimia yang bernama PET/PETE (Polyethylene Terephthalate). Bahan kimia ini bisa kita dapatkan dari proses daur ulang botol dan kemasan plastik.

Penemuan dari perusahaan Aaron ini tentu saja mendapatkan sambutan hangat oleh masyarakat. Kemudian pada 1981, Patagonia, seorang distributor kain eceran yang ternama pada zamannya bekerja sama dengan Aaron untuk membawa kain fleece ke pasar pakaian olahraga.

Generasi pertama fleece bernama Synchilla, yang kemudian lebih dikenal sebagai Polartec. Penemuan Aaron ini perlahan menuai hasil. Pada 1985, beragam jenis kain olahraga berbahan fleece sudah banyak dan makin populer. Salah satu pakaian olahraga di musim dingin yang banyak menggunakan bahan fleece pada saat itu yaitu pakaian ski.

Berkenalan dengan Jenis-jenis Bahan Fleece

Sebagaimana tadi sudah kami jelaskan pada bagian awal, bahwa fleece memiliki banyak jenis.

Setidaknya ada 7 jenis bahan fleece yang harus kamu ketahui. Yuk kita berkenalan dengan mereka satu per satu.

1. Bahan Fleece Polyethylene (PE)

Jenis fleece yang ini mengandung polyester lebih banyak. Akibatnya permukaan jenis Fleece PE jauh lebih mengkilap dan lebih halus daripada fleece cotton, dan memiliki karakter yang lebih kuat serta lebih hangat. Biasanya kita gunakan untuk memproduksi pakaian outer seperti jaket, jas, mantel dan lain sebagainya.

Untuk orang awam, bisa saja kita salah membedakan dengan kaos PE. Karena jika dari luar kedua bahan kain tersebut terlihat sangat mirip. Tentu saja dari sisi ketebalan fleece PE jauh lebih tebal daripada kaos PE. Fleece PE memiliki kesan sporty dan elegan, itulah kenapa banyak oreng pakai untuk memproduksi pakaian hangat seperti jaket dan sweater.

2. Bahan Cotton Fleece

Dari namanya saja sudah bisa kita tebak jika jenis fleece yang ini merupakan hasil produksi campuran dengan cotton alias katun. Dengan adanya campuran katun, wajar saja jika kain ini lebih lembut saat terkena kulit daripada jenis fleece yang lain.

Cotton fleece memiliki permukaan halus baik bagian luar maupun dalam, sehingga nyaman ketika kita pakai. Serat kain fleece cotton lebih kasar jika kita bandingkan dengan jenis bahan fleece lainnya. Kekurangannya sendiri adalah durabilitas yang tidak sebaik bahan polyester dan warna yang lebih mudah pudar jika terlalu sering kita cuci.

3. Bahan Fleece CVC

Nama populer dari jenis fleece ini yaitu fleece cotton viscose. Kualitasnya dibawah fleece cotton. Tentu saja harganya pun juga lebih murah, namun jika kita bandingkan kain lain yang biasa digunakan sebagai baju penghangat, kualitasnya masih cukup bisa kita perhitungkan.

Serat kain fleece CVC ini lebih kasar. Maka paling cocok digunakan untuk membuat hoodie, sweater dan pakaian yang sejenis.

4. Bahan Fleece Polar

Nama jenis fleece ini adalah nama dari fleece pertama yang diproduksi pada 1979 oleh Malden Mills, polartec. Fleece polar mengacu pada jenis kain fleece yang terbuat dari serat sintetis, misal poliester.

Dalam perkembangannya fleece polar terbagi lagi menjadi dua jenis bagian; non anti pil dan anti pil. Apa ya maksudnya?

Ternyata yang dimaksud dengan non anti pil adalah fleece yang berkualitas lebih rendah dan lebih terjangkau. Saat sudah digunakan dan dicuci berulang kali, akan muncul pil (bintik gulungan kain) dan juga kainnya menjadi menggulung.

Sedangkan fleece anti pil yaitu kain fleece polar berkualitas lebih tinggi. Tidak akan menggulung dan muncul pil meski sudah kamu gunakan dan kamu cuci berulang kali. Tentu saja dari segi harga juga jauh lebih mahal.

Pil sendiri adalah sebuah istilah untuk menyebut sekelompok bola-bola kecil yang seringkali muncul pada permukaan kain setelah pemakaian dan pencucian berulang.

5. Bahan Fleece Micro

Fleece Micro memiliki persamaan dengan fleece polar, yaitu sama-sama terbuat dari serat sintetis. Bedanya serat fleece micro jauh lebih tipis. Selain itu jenis fleece micro juga jauh lebih lembut saat kita sentuh. Kainnya juga lebih ringan. Maka tak heran jika jenis fleece yang ini lebih banyak orang pakai untuk memproduksi pakaian untuk bayi, anak-anak, syal dan sarung tangan.

6. Fleece Sherpa

Jenis fleece yang ini juga tak jauh beda dengan fleece polar. Sama-sama berbahan dasar polyester. Namun fleece sherpa memiliki dua sisi berbeda. Sisi pertama bertekstur bulu halus, sedang sisi lain bertekstur seperti bulunya shaun the sheep alias seperti bulu domba.

7. Fleece Bamboo

Inilah jenis fleece yang terakhir. Menilik dari namanya kamu pasti sudah bisa menebak kalau kain ini merupakan paduan dari fleece dan bamboo cotton atau katun bambu. Kain ini menghasilkan pakaian-pakaian yang nyaman untuk kita pakai. Namun harganya yang terbilang tinggi, hanya sedikit brand yang menggunakan bahan jenis ini.

Selain 7 jenis kain fleece yang sudah kita bahas, masih ada beberapa jenis kain fleece lainnya, seperti cuddle, berber, coral, minky, plush, dll.

Proses Produksi Kain Fleece

Dalam industri tekstil, kain fleece pabrik buat dari tiruan benang wool sebagai bahan dasarnya. Benang itulah yang kemudian pabrik kombinasikan dengan bahan lain, seperti katun, polyester, katun bambu, dan sebagainya.

Singkatnya, untuk membuat kain fleece, rajutan benang harus mengalami proses pemelintiran hingga kemudian menghasilkan lembaran kain. Setelah menjadi lembaran kain, fase selanjutnya yaitu proses napping. Pada tahap ini adalah proses penyikatan di atas permukaan kain.

Mesin yang digunakan adalah mesin khusus. Fungsinya untuk memotong pola loop yang terdapat pada lembaran kain, tanpa meninggalkan kerusakan apapun pada atas kainnya.

Proses napping inilah yang menghasilkan kain fleece memiliki tekstur lebih berbulu dan tebal. Setelah proses napping, kain fleece akan masuk ke tahap berikutnya, yaitu merapikan tekstur bulu yang dihasilkan. Awalnya tekstur bulu itu sangat berantakan. Tekstur-tekstur itu kemudian masuk ke dalam mesin berpisau spiral, sehingga bulu-bulu tersebut jauh lebih rata dan halus.

Jenis kain fleece berbeda-beda ketebalannya. Semua itu tergantung pada ukuran benang yang pabrik gunakan. Semakin besar diameter benang, semakin halus dan ringan tekstur kainnya. Sebaliknya semakin kecil diameter benang, maka semakin tebal kain yang dihasilkan.

Jika kamu mencari manufaktur bahan kaos atau hoodie berkualitas dengan harga yang terjangkau, kamu harus pilih Karunia Textile karena kami menyediakan berbagai macam jenis bahan mulai dari berbahan katun 100%polyester 100% dan juga campuran dari keduanya (TC Combed).

Langsung klik tombol whatsapp pada pojok kana bawah untuk order atau informasi lainnya. Kamu juga bisa order melalui marketplace pada link berikut ini:

Tokopedia
Shopee

Bagi Karetexfren yang berada di Kota Bandung dan sekitarnya, bisa langsung membeli bahan kaos di toko kami yang belokasi di:

Karunia Textile Otista: Jl. Otto Iskandardinata 143A
Klik untuk petunjuk lokasi Google Maps

Karunia Textile Batununggal: Jl. Batununggal Indah Raya 165
Klik untuk petunjuk lokasi Google Maps

Rekomendasi Bahan
Mulai Chat
🕘 Senin-Sabtu 09.00-17.00
Halo Kartexfren!

Jika ada pertanyaan atau memerlukan informasi lebih lanjut, jangan ragu kirimkan pesan. Kami siap membantu Anda.