Kain katun dan kehidupan manusia tentunya merupakan hal yang tidak terpisahkan. Mengapa? Karena katun umumnya kita pakai sebagai bahan baku pakaian yang kita pakai setiap hari terutama untuk kain kaos.
Kapas adalah serat yang dari tanaman kapas (gossypium hirsutum ) tanaman kapas ini mempunyai banyak species hingga kurang lebih berjumlah 30-40 species yang tersebar di seluruh belahan dunia dari daerah yang beriklim tropis hingga subtropis. Sedangkan yang paling populer untuk produksi pakaian adalah tanaman kapas jenis gossypium hirsutum yang tingkat penggunaanya mencapai 90 % dari produksi kapas di dunia. tanaman ini juga termasuk tanaman perdu (semak) karena tanaman ini relatif kecil namun ada juga yang memiliki ketinggian hingga 3 meter lebih.
Sejarah Singkat Kain Katun
Tanaman kapas sudah mulai populer sejak 7000 tahun lalu atau sekitar 4000 tahun sebelum masehi banyak sekali sejarah yang mencatat tentang kapas bahkan kapas ini sempat menjadi komoditas panas dan banyak pihak yang memperebutkan. Kapas melalui proses pintal sampai menjadi benang. Kemudian benang masuk ke proses tenun menjadi kain, dan rupanya orang-orang jaman dahulu sudah banyak yang melakukan proses pembuatan kain tersebut. Di India, Mesir dan China ratusan tahun sebelum masehi tenyata kapas juga sudah menjadi komoditas perdagangan bahkan sampai ke wilayah Mediterania .
Negara Penghasil Kapas
Hingga saat ini sebagian besar kapas masih berasal dari China, dengan produksi setiap tahun mencapai 32.5 juta bal satu bal atau setara dengan 480 pound sedangkan satu pound mendekati setengah kilogram dan posisi kedua ada Negara India dengan 30.5 juta bal pertahun.
Persepsi di masyarakat kain kaos yang bermutu tinggi seharusnya terbuat dari bahan katun atau kapas karena sudah kita ketahui bersama bahwa katun ini sangat mudah menyerap keringat sehingga cukup nyaman. Namun sebetulnya untuk hal ini tergantung kapan pakaian itu kamu gunakan, jika kamu pakai kaos dari kain katun siang hari pada kota atau wilayah yang panas, tetap saja terasa panas bukan?
Tahapan Pengolahan Kapas Menjadi Benang
1. Buah/bunga kapas (boll) yang sudah sudah matang siap dipetik dari pohonnya. Memetik bisa secara manual ataupun dengan mesin. Jika pemetikan secara manual, maka daun tidak akan ikut terpetik dan buah hanya yang benar-benar sudah matang saja. Sedangkan mesin tidak bisa memilih mana buah dan mana daun. Jenis kapas bermacam-macam pada setiap daerah, bentuk buahnyapun bervariasi.
2. Setelahnya, kapas tersebut harus terpisahkan dari bijinya. Pada proses ini kapas melalui penyedotan ke dalam tabung untuk masuk ke mesin pengering agar kelembaban kapas berkurang dan kualitas serat kapas menjadi lebih baik. Lalu kapas akan melalui alat pembersih yang membersihkan daun, tangkai dan biji yang masih menempel pada serat kapas.
Kapas yang telah bersih ini menjadi padat dalam bentuk bal (bales) setinggi 1,5 meter yang beratnya mencapai 227 kg. Bal-bal kapas ini siap untuk proses lebih lanjut oleh pabrik pemintalan (mills).
3. Bal-bal kapas dibuka kembali dan masuk ke dalam mesin pemetik (picker). Kapas yang padat dilonggarkan kembali dengan tongkat pemukul, lalu melalui beberapa macam penggilingan agar bulu-bulunya naik kembali. Hal ini bermaksud untuk menghilangkan sifat tumbuhan dan menjadikan seratnya lebih halus dan lembut. Kapas yang sudah halus ini biasa disebut dengan lap.
4. Proses berikutnya adalah carding, merupakan proses mekanis untuk membuka gumpalan-gumpalan serat lalu meluruskannya agar sejajar satu sama lain. Proses ini berfungsi untuk menciptakan tekstil kombinasi (blends). Pada proses ini jenis serat yang berbeda dapat disatukan, misal serat kapas dicampur dengan serat sintetis. Ataupun digunakan untuk mengkombinasi beberapa warna serat yang berbeda.
Skema Singkat Proses Dasar Pengolahan Lapas Menjadi Pakaian.
Kapas —> serat —> benang —> kain —> produk pakaian.
5. Tahapan berikutnya adalah combing. Combing adalah proses memisahkan serat-serat yang lebih pendek, sehingga benang nantinya lebih kuat dan baik. Sebenarnya tahapan ini dapat dilewati, namun jika ingin hasil yang lebih baik maka sebaiknya tetap melalui tahapan ini. Kebanyakan merek pakaian menengah ke atas memakai kualitas ini atau kapas yang disisir. Serat yang sudah melalui proses carding & combing akan berbentuk untaian yang panjang yang biasa disebut sliver (kerat).
6. Proses selanjutnya adalah drawing atau tahap penarikan. Pada tahap ini beberapa sliver digabungkan sehingga menghasilkan untaian serat kapas yang sangat tebal. Untaian ini lalu disebut dengan roving. Lalu dua roving dipilin yang menghasilkan berat yang dibutuhkan untuk masuk proses lebih lanjut menjadi benang.
Selanjutnya penggabungan dan pemilinan ini atau disebut juga dengan istilah slubbing, menghasilkan ketebalan dan ukuran benang yang diinginkan. Keseluruhan proses ini umumnya disebut juga dengan spinning (pemintalan). Secara lebih detail lagi sebenarnya banyak tahapan lain dalam proses pemintalan ini, sesuai dengan hasil kualitas (ukuran, ketebalan, warna) benang yang ingin dihasilkan.
7. Setelah proses pemintalan atau spinning, maka hasilnya adalah benang. Benang hasil pemintalan ini akan masuk ke proses berikutnya yaitu soft winder. Soft winder adalah proses penggulungan benang hasil dari pemintalan benang yang telah digulung melalui proses soft winder, akan masuk ke proses pencelupan benang. Tujuannya adalah untuk memberi warna pada benang sebelum masuk proses tenun dan menjadi kain kaos. Jadi warna dari kain itu berasal dari proses pencelupan benang ini. Setelah proses pencelupan benang selesai kemudian benang melalui proses pengeringan.
8. Proses selanjutnya setelah pencelupan atau pewarnaan pada benang adalah proses weaving. Weaving biasa disebut juga proses penenunan, yaitu proses mengolah benang menjadi kain kaos. Sebelum masuk ke proses penenunan atau weaving, benang perlu dipersiapkan terlebih dahulu.
Proses ini, mempersiapkan benang hingga terbentuk anyaman benang yang siap masuk ke mesin tenun. Setelah itu baru masuk ke proses dalam proses weaving atau penenunan.
Proses Akhir
9. Setelah proses penenunan selesai maka hasilnya adalah lembaran-lembaran kain kaos. Kain-kain dari hasil mesin tenun ini kemudian masuk ke proses pemeriksaan atau shiage. Pada proses ini kain akan dicek untuk menentukan gradenya.
Bila dari pemeriksaan ditemukan kecacatan maka kain dikirim ke bagian perbaikan. Pada proses ini juga dilakukan proses klasifikasi kain sesuai dengan jenisnya. Untuk jenis t-shirt biasanya hasilnya berupa bahan cotton carded, cotton combed, atau teteron cotton. Sementara untuk polo shirt, biasanya terbuat dari jenis cotton pique dan PE Lacoste yang berpori-pori lebih besar.
10. Lulus dari proses pemeriksaan atau shiage. Kain akan masuk ke proses pemolesan terhadap warna, penampilan dan pegangan (handling) disebutdengan proses dyeing. Proses ini merupakan proses terakhir dari proses produksi, mulai dari pengolahan bahan baku kapas atau polyester hingga menjadi kain.
Sebelum kain dikirim ke pasaran ada proses terakhir yaitu proses penggulungan dan pengepakan kain sesuai dengan pesanan dari pelanggan. Sampai tahap ini selesailah proses produksi kain kaos di pabrik.
Kemudian kain akan dipasarkan ke pelanggan-pelanggan atau distributor dan pusat-pusat grosir kain. Dari pusat-pusat grosir inilah bisanya industri garmen mendapatkan supply bahan baku kain. Industri-industri garmen ini meliputi industri konveksi, sablon atau percetakan hingga ke level industri rumah tangga sampai di level konveksi atau industri garment, kain-kain tersebut dipotong sesuai pola kaos atau polo shirt.
Setelah dipotong kain kaos kemudian dijahit, dan dikemas sampai menjadi produk akhir seperti t-shirt, atau polo shirt. Industri garmen atau tekstil mulai dari hulu hingga hilir seperti disebut diatas saling memiliki ketergantungan. Sehingga sangat diperlukan stabilitas pasokan bahan baku dan harga agar industri garmen ini tetap tumbuh dan berkembang.
Semua bahan kaos Karunia Textile diproduksi pabrik sendiri sehingga kualitas dan stok akan selalu terjamin. Hubungi kami sekarang melalui tombol whatsapp di pojok kanan bawah atau dapat order melalui marketplace: